Walungu – Satu persatu milisi yang ada di Kongo, Afrika, berhasil “dijinakkan” Satgas Batalyon Gerak Cepat (BGC) Kontingen Garuda (Konga) TNI XXXIX-D Monusco untuk menyerahkan diri dan kembali menjadi masyarakat sipil.
Diawali pada Selasa, 10 Mei 2022 lalu. Satgas berhasil melunakkan hati Mr Justin Mabala yang menjadi pentolan milisi RM Mabala untuk meletakkan senjata dan menyerahkan diri bersama sembilam anggotanya.
Kini, Sabtu (14/5/2022), Satgas kembali berhasil membujuk tujuh orang anggota milisi Mai-Mai Ruma berikut sang pemimpin, Mr Mukingilwa Katiba yang berada di Desa Khasika, sekitar 68 Km dari COB Walungu, Kongo Afrika, untuk menyerahkan diri ke Disarmament Demobilization Reintegration (DDR).
Sukses beruntun dalam meyakinkan para milisi di Kongo, Afrika ini untuk kembali menjadi masyarakat sipil, merupakan buah dari kegiatan Long Range Patrol (LRP) dan Civilian Military Coordination (CIMIC) yang dilakukan secara terpadu oleh Satgas BGC Konga TNI XXXIX-D Monusco.
Penjemputan milisi Mai-Mai Ruma ini dipimpin langsung Dankiban Satgas BGC Konga TNI XXXIX-D Monusco, Mayor Czi Muhammad Rofki didampingi Pasi Cimic, Kapten Arh Angga Trisna.
Selain menyerahkan diri, para milisi ini juga secara sukarela menyerahkan 3 pucuk tombak, 1 pucuk senjata AK-47, 3 pucuk senjata Garand, 2 buah senjats tajam, 2 set jaket loreng milisi, 5 butir amunisi, dan perlengkapan pribadi serta jimat tradisional.
Penyerahan diri milisi dari kelompok Mai Mai RUMA ini merupakan bentuk dari kegiatan satgas yang berdampak positif bagi warga dan masyarakat sekitar, sehingga warga Desa Khasika percaya terhadap Satgas BGC TNI KONGA XXXIX-D MONUSCO.
Proses penyerahan diri kelompok Mai-Mai RUMA berawal dari info yang diterima DDR (Disarmament Demobilization Reintegration) pada tanggal 11 Mei 2022.
Kemudian pada tanggal 13 Mei 2022, dibentuklah Tim LRP yang dipimpin Dankiban.
Tim ini bertugas melakukan observasi dan pendalaman informasi yang diterima dengan mendatangi Desa Khasika.
Saat berada di Desa Khasika, tim melakukan diskusi dengan otoritas setempat dibantu dengan DDR dan LA, lalu Dankiban dan Pasi Cimic berusaha meyakinkan milisi melalui LA.
Di pertemuan pertama ini, para milisi masih merasa ragu untuk menyerahkan diri, meski tim terus berusaha meyakinkan.
Esoknya, tim yang sama kembali mendatangi Desa Khasika untuk memastikan dan meyakinkan milisi tersebut.
Saat tiba di Desa Khasika, para milisi sudah berada di tempat yang ditentukan dan langsung berkoordinasi dengan DDR serta Tim LRP.
Akhirnya para milisi sepakat untuk menyerahkan diri berikut senjata yang dimiliki, sehingga mereka dapat kembali hidup bersama masyarakat sipil lainnya.
Kemudian kelompok milisi melaksanakan proses DDR atau Penyerahan diri secara simbolik di lokasi halaman Kantor Administrasi Desa Khasika.
Dengan adanya penyerahan senjata tersebut diharapkan akan menekan angka kriminalitas bersenjata dan ancaman tindak kekerasan terhadap warga sipil di wilayah AoR Walungu.
Sumber: Pensatgas BGC Konga TNI XXXIX-D Monusco