Kodam I/BB | Payakumbuh — Dalam era modern saat ini, invasi sebuah negara terhadap kedaulatan negara lain tidak lagi sebatas pengerahan alat perang konvensional. Saat ini pengaruh ideologi atau ekspansi non militer lainnya merupakan cara berperang yang dampaknya lebih masif dan sangat berbahaya.
โSebagai tentara aktif kami selalu siap menghadapi perang, dan atas dukungan rakyat kami siap berhadapan dengan siapa saja, tapi jika jiwa dan mental generasi kita rusak maka siapa lagi yang akan menopang kami. Kalau mental rusak maka kita semua lemah dan mudah ditaklukkan,โ kata Dandim 0306/50 Kota, Letkol Kav Ferry S Lahe kepada media, Kamis (2/7) malam.
Hal itu berkaitan dengan telah diamankannya seorang pria di Payakumbuh oleh anggota Koramil 01/Pyk pada Rabu (1/7) malam. Seorang pria berinisial JS (27) kedapatan mengenakan baju kaos berlogo palu arit saat berada di salah satu toko pakaian di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat (Sumbar). Logo palu arit yang menjadi simbol PKI itu cukup besar di baju kaos berwarna merah yang dikenakannya.
Hasil pengakuan pria tersebut, baju kaos ini didapat secara online.
Ditambahkan Dandim, karena perang modern tidak selalu bersifat frontal (saling berhadapan dengan senjata) maka ia pun meminta seluruh lapisan masyarakat, agar selalu waspada terhadap bahaya laten tertentu, terutama ideologi komunis, dan gerakan radikal lain yang dapat menyusup dalam bentuk lain untuk merongrong ideologi Pancasila.
โKita semua tentu sepakat dan meyakini bahwa Pancasila adalah yang terbaik bagi Indonesia. Karena itu mari kita jaga agar tidak ada yang mencoba merubahnya. Jika ada, berhadapan dengan kami,โ tegasnya.
Oleh karenanya, Dandim mengajak semua elemen masyarakat ikut proaktif memantau kemungkinan adanya peredaran simbol-simbol PKI itu. Anak muda diminta memfokuskan energi untuk membangun bangsa kedepan dan mengejar cita-cita mulia yang dibawa para pendiri bangsa.
“Anak-anak muda, kita harapkan menjadi penerus generasi bangsa, jangan sampai berurusan dengan partai terlarang seperti PKI ini,” katanya, menambahkan.(Pendim)